Munich, 31 Mei 2025 – Jelang laga final Liga Champions 2025 antara PSG melawan Inter Milan
Liga Champions telah digelar selama bertahun-tahun sejak 1955. Diperkenalkan dengan nama European Champion Clubs’ Cup atau Europen Cup (Piala Champions Eropa atau Piala Eropa dalam terjemahan Bahasa Indonesia), Liga Champions telah melahirkan banyak jawara baru semenjak bergulirnya dengan Real Madrid menjadi klub yang tersukses menjuarainya sebanyak 15 kali disusul AC Milan dengan torehan gelar sebanyak 7 trofi.
Kejuaraan ini semula hanya diikuti satu tim juara liga di masing-masing kompetisi pada awalnya, namun format ini berubah seiring waktu. Laga final yang sering dinanti-nantikan di seluruh dunia, seolah menjadi tontonan wajib bagi seluruh penikmat bola dan menjadi paling populer setelah Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa. Seringnya, laga final ini menetaskanjawara-jawara baru setiap musimnya dan dalam sejarah tempat berlangsungnya final Liga Champions ini, pertandingan yang diselenggarakan di Munich, Jerman, tempat berlangsungnya final Liga Champions hari Sabtu (CET) / Minggu (WIB) mendatang selalu menghadirkan jawara baru. Tentu hal ini hanya menjadi suatu mitos belakang, namun jika PSG berharap tuah seperti ini seolah menjadi pertanda bahwa mereka akan mengangkat trofi, hal ini akan menjadikan motivasi tambahan tersendiri bagi skuad asuhan Luis Enrique yang tentu akan mempengaruhi mentalitas pertandingan mereka.
PSG, klub yang dimiliki oleh Nasser Al-Khelaifi melalui Qatar Sports Investments (QSI) ini telah mengambil alih mayoritas saham PSG sejak 2011 dan sejak saat itu, investasi besar-besaran dilakukan untuk mensukseskan PSG baik di kancah domestik maupun kejuaraan Eropa. Dengan datangnya pemain-pemain dan pelatih top, PSG berhasil menjadi dominan setiap tahunnya di liga domestik, namun, impian untuk meraih trofi pertama mereka di Liga Champions belum dapat diwujudkan hingga kini. Terakhir, PSG mampu melangkah ke final di musim 2019/2020, namun gagal untuk mendapatkan gelar juara setelah dikandaskan Bayern Munchen melalui skor tipis 0-1. Kini, harapan kembali muncul setelah berhasil kembali melangkah ke final untuk kedua kali dalam sejarah klub. Namun demikian, lawan yang akan mereka hadapi bukanlah sembarangan.
Inter, walaupun berhasil melangkah ke final melalui banyak pertandingan yang berakhir dramatis, tetap dianggap sebagai lawan yang layak sebagaimana dikatakan salah satu punggawa baru PSG, Khvicha Kvaratskhelia. Kvaratskhelia bergabung dengan PSG pada jendela transfer Januari 2025 dari Napoli. Ia telah menghadapi Internya Inzaghi beberapa kali dan menyatakan bahwa Inter adalah lawan yang tak mudah dikalahkan dengan Inter memegang record kemenangan 3 berbanding 1 dalam 6 pertandingan terakhir yang masih diikutinya. Namun kali ini berbeda. Sebagaimana tertulis dalam sejarah, final yang diselenggarakan di Munich selalu mengeluarkan jawara baru.
Berikut data 4 final Liga Champions di Munich tersebut :
Dengan demikian, akankah tuah Munich menghasilkan juara baru ataukah hanya sekedar mitos kosong yang dapat dipatahkan oleh Inter dan Inzaghi ? Tunggu jawabannya di final nanti.