Inter Milan tampil luar biasa dalam laga pembuka Serie A 2025/26, dengan kekuatan dominan di lini serang dan permainan kolektif yang matang. Gol-gol dari Bastoni, Thuram, Martínez, dan Bonny—disokong kreativitas dari Mkhitaryan—menandai awal musim yang sempurna bagi langkah baru di bawah kepelatihan Cristian Chivu. Pertandingan ini menjadi debut manis bagi seorang Chivu yang sempat diragukan di awal-awal penunjukkannya sebagai pelatih pengganti Inzaghi. Namun, apakah kemenenangan ini berarti menghapus semua keraguan dan Inter sudah dapat disimpulkan di bawah Chivu ?
Pertandingan perdana Inter vs Torino lebih sebagai gambaran awal gaya Chivu, bukan penilaian final. Hal ini disebabkan karena match pertama sering masih ada adaptasi pemain terhadap sistem pelatih baru, terlebih kondisi fisik para pemain belum puncak karena transisi dari pramusim. Taktik baru di bawah Chivu mungkin benar-benar dapat dinilai di Serie-A setelah 5–10 laga beruntun. Pertandingan Inter melawan Torino lebih sebagai gambaran awal gaya Chivu serta potensi bagaimana starting line-up yang akan ia pilih.
Chivu sering pakai 4-2-3-1 atau 4-3-3 di Primavera Inter, namun pada akhirnya ia beralih ke 3-5-2, mengikuti DNA Inter yang sudah lama memakai 3 bek. Walaupun skema ini mungkin dapat berubah seiring kebutuhan taktik seperti ketika ia akan menerapkan skema 3-4-2-1 dengan keinginannya agar Inter memboyong Lookman. Chivu lebih suka progresi bola cepat ketimbang build-up terlalu lama, mirip gaya Conte, tapi dengan sentuhan lebih modern. Jadi, musim 2025/2026 mungkin Inter akan terlihat lebih berani menekan, lebih vertikal, dan melibatkan pemain muda. Tapi di sisi lain hal ini menjadikan pertahanan Inter bisa sedikit lebih rapuh dibanding era Inzaghi. Pada akhirnya, penilaian yang adil baru bisa setelah 1–2 bulan kompetisi berjalan, serta melihat bagaimana posisi Inter di klasemen setiap minggunya setelah pertandingan. Yuk kita nantikan bersama.