Bursa transfer musim panas menghadirkan kejutan bagi Inter Milan. Nerazzurri melepas Benjamin Pavard ke Olympique Marseille dengan status pinjaman jangka panjang, lalu segera mengamankan Manuel Akanji dari Manchester City untuk mengisi lubang di lini belakang.
Langkah ini memunculkan pertanyaan besar: apakah Inter merugi dengan melepas Pavard, atau justru memperkuat diri bersama Akanji?
Pavard Tinggalkan Serie A
Sejak datang dari Bayern Munchen, Pavard dikenal sebagai bek yang konsisten dan fleksibel. Ia mampu bermain sebagai bek tengah maupun bek kanan dalam formasi tiga bek yang diusung Inter. Namun, perjalanan sang pemain tidak sepenuhnya mulus—cedera bahu dan lutut sempat membatasi kontribusinya. Kini, Marseille menanggung penuh gaji Pavard dengan opsi permanen di akhir masa pinjaman, menjadikan transfer ini cukup menguntungkan dari sisi finansial bagi Inter.
Akanji Bawa Dimensi Baru
Sebagai pengganti, Inter mendatangkan Manuel Akanji dengan biaya pinjaman murah. Bek tim nasional Swiss ini dikenal sebagai palang pintu modern: cepat, kuat dalam duel udara, serta piawai mengalirkan bola dari lini belakang. Reputasinya di Borussia Dortmund hingga Manchester City membuktikan bahwa ia mampu beradaptasi dengan gaya permainan tinggi tekanan dan penguasaan bola. Opsi pembelian yang relatif rendah membuat kesepakatan ini semakin menarik.
Manuel Akanji dalam balutan seragam Manchester City dalam duel di Liga Champions
Analisis Perbandingan
Di sisi fleksibilitas, Pavard unggul karena bisa menutup sektor kanan pertahanan, sementara Akanji lebih murni sebagai bek tengah sedang dalam hal distribusi bola Akanji punya kelebihan dalam build-up, kualitas yang cocok dengan pola Inter saat ini. Namun demikian keduanya memiliki riwayat cedera, Inter berharap mobilitas dan fisik kuat Akanji mampu memberi kestabilan jangka panjang.
Dampak bagi Inter
Secara teknis, Inter tidak kehilangan kualitas. Bahkan, Akanji bisa memberi dimensi baru bagi pertahanan Nerazzurri—lebih agresif, lebih cepat, dan lebih modern. Jika adaptasinya berjalan mulus, duetnya dengan Bastoni dan de Vrij/Darmian berpotensi membentuk salah satu lini belakang terkuat di Serie A musim ini.