Thursday, 10 Jul 2025
Home
Search
Menu
Share
More
admin ale on Fokus Profil
3 Jun 2025 06:16 - 3 minutes reading

Siapa Desire Doue? Inter Punya Esposito

Munich, Jerman, 1 Juni 2025 – Desire Doue pada pertandingan PSG melawan Inter di Final Liga Champions 2025


Nerazzurriale.com : Siapa Desire Doue? Inter Punya Esposito

Desire Doue menjadi bintang kemenangan saat PSG melibas Inter Milan di Final Liga Champions Edisi 2024/2025 dengan skor 5-0. Ia menyumbang 2 gol dan 1 assist sekaligus menobatkannya menjadi pemain terbaik di pertandingan tersebut. Umurnya yang baru menginjak 20 tahun menjadikannya salah satu pemain termuda yang pernah mencetak gol di final Liga Champions, setelah Kluivert di 1995 dan Carlos Alberto di 2004, sekaligus mencetak rekor pemain termuda yang mencetak 2 gol di final Liga Champions.

Selainnya, ada nama-nama segar di barisan PSG seperti Senny Mayulu, 19 tahun, yang juga diberikan kesempatan untuk bermain di pentas terelit sepakbola Eropa, yang bahkan masuk sebagai pengganti untuk lebih menambah derita Inter dengan menyarangkan tambahan satu gol di akhir babak kedua. PSG membangun tim juara dengan mempercayakan pemain-pemain yang rata-rata masih berusia muda di bawah 30 tahun untuk mengisi starting line-up. Bahkan tercatat dalam skuad PSG hanya Marquinhos, sang kapten PSG, satu-satunya dalam skuad utama PSG yang berusia lebih dari 30 tahun, tepatnya 31 tahun. Hasilnya, luar biasa! Tidak hanya treble yang didapatkan, PSG menggondol quadruple!, juara Ligue 1, Piala Prancis, Piala Super Prancis dan tentu saja Liga Champions.

Lain halnya dengan Inter, Inter memiliki salah satu akademi sepakbola muda terbaik di Eropa. Bahkan, tidak seperti Doue yang harus ditransfer dari klub lain dengan harga mahal, Inter mampu mendidik dan mengembangkan pemain-pemain muda berbakatnya sendiri, katakanlah Francesco Pio Esposito.

Esposito adalah talenta muda yang berasal dari tim muda Inter U17. Ia kini dikabarkan diperebutkan oleh Napoli, Bologna dan Torino setelah musim yang luar biasa bersama Spezia dengan mencetak 17 gol di Serie-B. Sebelumnya, juga terdapat sederet nama-nama pemain muda berbakat seperti abangnya Sebastiano Esposito hingga Cesare Casadei. Casadei bahkan mampu menyabet penghargaan Sepatu Emas, Golden Boot dan Golden Ball Award setelah menjadi pencetak gol terbanyak, mengantar Italia U20 hingga ke babak final.

Franscesco Pio Esposito pada pertandingan melawan Brescia di Serie-B

Namun sayangnya, Inter tak pernah benar-benar menaruh kepercayaan terhadap pemain-pemain mudanya. Kebanyakan dari mereka dipinjamkan atau dijual ke klub lain, tanpa memperoleh kesempatan dan dorongan dari pihak klub untuk mencicipi tim senior. Dan Inter, tidak pernah membangun tim raksasa dari tim muda mereka! Inter hanya mengandalkan pemain-pemain yang sudah jadi, rata-rata berumur 30 tahun ke atas. Apa akibatnya ? walaupun langkah Inter mampu mencapai hingga babak final di dua kesempatan, tapi pemain-pemain “tua” Inter jelas terlihat kalah kelas. Seperti tidak ada stamina atau hanya menjadi penonton saat pemain-pemain muda PSG meremuk Inter. Inter kalah semangat, kalah motivasi, kalah cepat, kalah disegala aspek mental dan fisik.

Maka, pihak manajemen saat ini harus mulai melihat akan hal ini. Luis Enrique bersama PSG-nya memberikan salah satu pelajaran yang berharga untuk Inter dari sisi kepercayaan terhadap pemain muda. Entah Inter menyadari atau tidak akan hal ini, sebaiknya mereka mulai melakukan revolusi atau kalau tidak evolusi untuk mulai mengangkut dan mengolah pemain muda berbakat mereka dalam barisan tim inti musim depan, salah satunya dengan tidak membiarkan talenta mudanya pergi begitu saja, layaknya Fransesco Pio Esposito.